Bagaimana Cara Mendeteksi Kanker Serviks Sejak Dini?
Oleh Nimas Mita Etika MInformasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: Hello Sehat Medical Review Team.
Mendeteksi kanker serviks harus
dilakukan sedini mungkin untuk memperbesar peluang sembuh. Selama ini,
tingkat kematian akibat kanker serviks cukup tinggi karena banyak wanita
baru menyadari dirinya terkena kanker serviks saat sudah memasuki
stadium lanjut, atau bahkan sudah menyebar. Padahal, jika terdeteksi
sejak dini, kanker serviks masih bisa disembuhkan.
Kanker serviks adalah salah satu
jenis kanker yang banyak dialami oleh perempuan dan menyebabkan tingkat
kematian tinggi di dunia. Pada tahun 2012 diketahui terdapat 445 ribu
kasus baru dan sebanyak 270 ribu perempuan meninggal dunia akibat
mengalami kanker serviks. Sementara di Indonesia sendiri, dilansir dari suara.com, pada tahun 2015 ada lebih dari 15 ribu kasus kanker serviks yang ditemukan dan sekitar 8 ribu diantaranya meninggal dunia.
Mengenal kanker serviks dan jenisnya
Kanker serviks adalah jaringan sel
kanker yang tumbuh di daerah leher rahim, yang kemudian berkembang
hingga tidak terkontrol. Leher rahim adalah bagian paling bawah dari
rahim perempuan, dan merupakan penghubung antara vagina dengan
rahim. Leher rahim terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang paling
dengan dengan rahim yang disebut dengan endocerviks dan ditutupi oleh
sel glandular, dan bagian leher rahim yang dekat dengan vagina yang
disebut dengan exocerviks dan terdiri dari susunan sel squamosa. Oleh
karena itu, terdapat beberapa jenis tipe kanker serviks, yaitu kanker
serviks sel squamosa dan kanker serviks sel adenocarcinoma.
Kebanyakan kasus kanker serviks,
yaitu 9 dari 10 perempuan, merupakan jenis kanker sel squamosa.
Sedangkan kanker serviks sel adenocarcinoma merupakan kanker yang tumbuh
dan mengganggu sel glandular, bagian endocerviks dari leher rahim.
Selain itu, ternyata seorang perempuan juga bisa saja mengalami kedua
jenis kanker leher rahim tersebut secara bersamaan, yang kemudian
disebut dengan adenomasquamous cacinoma.
Apa penyebab kanker serviks?
Sebagian kanker leher rahim disebabkan karena adanya infeksi virus yang dikenal dengan human papilloma virus (HPV).
Pertumbuhan HPV di dalam leher rahim membuat sel-sel yang membentuk
leher rahim tumbuh dengan abnormal dan bermutasi. HPV sendiri ditularkan
melalui hubungan seksual yang dilakukan dengan cara anal, oral, atau
vaginal. Menurut National Cervical Cancer Coalition, virus ini
mengakibatkan 99% kanker serviks yang terjadi.
Terdapat 200 tipe HPV yang ada, tapi tidak semuanya menyebabkan penyakit kanker serviks. Pada
stadium awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala apapun, sehingga
lebih banyak kasus kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut.
Padahal, semakin dini kanker serviks ditemukan, maka peluang untuk
sembuhnya semakin besar.
Lalu bagaimana cara mendeteksi kanker serviks secara dini?
Kanker serviks dapat dideteksi dalam stadium dini dengan melakukan pemeriksaan pap smear.
Tes pap smear adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah
terdapat pertumbuhan sel yang abnormal pada rahim. Pertumbuhan sel
kanker pada leher rahim juga bersifat abnormal, sehingga dapat dideteksi
oleh alat ini.
Pap smear adalah pemeriksaan medis
yang aman untuk dilakukan, mudah, serta murah jika dibandingkan dengan
biaya perawatan kanker serviks dengan stadium lanjut. Jika Anda
melakukan pemeriksaan pap smear, maka akan ada sebuah alat yang
dimasukkan ke dalam vagina Anda, sehingga tidak semua perempuan
dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
The American Cancer Society
mengeluarkan beberapa anjuran yang bisa dilakukan bagi kaum perempuan
untuk mencegah serta mendeteksi dini kejadian kanker leher rahim, yaitu:
- Perempuan yang sudah berumur 21 tahun dan aktif secara seksual – sudah pernah berhubungan seksual atau menikah sebelumnya – dianjurkan untuk melakukan pap smear.
- Kelompok perempuan yang berusia antara 21 hingga 29 tahun, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear setiap 3 tahun sekali.
- Jika Anda memasuki usia 30 tahun, maka Anda bisa melakukan pap smear dalam 5 tahun sekali hingga Anda berusia 65 tahun.
- Namun untuk perempuan dengan rentang usia 30 sampai 65 tahun yang memiliki faktor risiko, seperti memiliki riwayat keluarga yang terkena kanker serviks, maka dianjurkan untuk tetap melakukan pap smear 3 tahun sekali.
- Perempuan yang mengalami HIV/AIDS positif, infeksi pada organ seksualnya, serta memiliki organ transplantasi, maka berisiko untuk mengalami kanker serviks lebih tinggi, sehingga harus memeriksakan dirinya ke dokter lebih sering dan melakukan pemeriksaan dalam rentang waktu yang dekat.
- Perempuan yang sudah lebih dari 65 tahun, yang sudah melakukan pap smear selama 10 tahun belakangan, maka harus menghentikan melakukan pemeriksaan pap smear – selama mereka memang ditanyakan bebas dari penyakit kanker apapun selama 10 tahun belakangan.
- Sementara perempuan yang telah menjalani histerektomi atau pengangkatan rahim dan leher rahim, maka harus berhenti melakukan pap smear dan tes HPV, kecuali perempuan tersebut tidak sepenuhnya diangkat leher rahimnya, maka harus tetap mengikuti anjuran yang telah disebutkan sebelumnya.
- Pemeriksaan pap smear tidak boleh dilakukan setiap tahun, oleh siapapun. Jeda waktu yang dianjurkan adalah 3 tahun sekali.
SUMBER : https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-serviks/cara-mendeteksi-kanker-serviks-secara-dini/
0 komentar:
Posting Komentar