Rabu, 26 Desember 2018

KENALI SEJAK DINI KANKER SERVIKS

Mendeteksi kanker serviks harus dilakukan sedini mungkin untuk memperbesar peluang sembuh. Selama ini, tingkat kematian akibat kanker serviks cukup tinggi karena banyak wanita baru menyadari dirinya terkena kanker serviks saat sudah memasuki stadium lanjut, atau bahkan sudah menyebar. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, kanker serviks masih bisa disembuhkan.

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang banyak dialami oleh perempuan dan menyebabkan tingkat kematian tinggi di dunia. Pada tahun 2012 diketahui terdapat 445 ribu kasus baru dan sebanyak 270 ribu perempuan meninggal dunia akibat mengalami kanker serviks. Sementara di Indonesia sendiri, dilansir dari suara.com, pada tahun 2015 ada lebih dari 15 ribu kasus kanker serviks yang ditemukan dan sekitar 8 ribu diantaranya meninggal dunia. 

Mengenal kanker serviks dan jenisnya

Kanker serviks adalah jaringan sel kanker yang tumbuh di daerah leher rahim, yang kemudian berkembang hingga tidak terkontrol. Leher rahim adalah bagian paling bawah dari rahim perempuan, dan merupakan penghubung antara vagina dengan rahim. Leher rahim terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang paling dengan dengan rahim yang disebut dengan endocerviks dan ditutupi oleh sel glandular, dan bagian leher rahim yang dekat dengan vagina yang disebut dengan exocerviks dan terdiri dari susunan sel squamosa. Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis tipe kanker serviks, yaitu kanker serviks sel squamosa dan kanker serviks sel adenocarcinoma.
Kebanyakan kasus kanker serviks, yaitu 9 dari 10 perempuan, merupakan jenis kanker sel squamosa. Sedangkan kanker serviks sel adenocarcinoma merupakan kanker yang tumbuh dan mengganggu sel glandular, bagian endocerviks dari leher rahim. Selain itu, ternyata seorang perempuan juga bisa saja mengalami kedua jenis kanker leher rahim tersebut secara bersamaan, yang kemudian disebut dengan adenomasquamous cacinoma.

Apa penyebab kanker serviks?

Sebagian kanker leher rahim disebabkan karena adanya infeksi virus yang dikenal dengan human papilloma virus (HPV). Pertumbuhan HPV di dalam leher rahim membuat sel-sel yang membentuk leher rahim tumbuh dengan abnormal dan bermutasi. HPV sendiri ditularkan melalui hubungan seksual yang dilakukan dengan cara anal, oral, atau vaginal. Menurut National Cervical Cancer Coalition, virus ini mengakibatkan 99% kanker serviks yang terjadi.
Terdapat 200 tipe HPV yang ada, tapi tidak semuanya menyebabkan penyakit kanker serviks. Pada stadium awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala apapun, sehingga lebih banyak kasus kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, semakin dini kanker serviks ditemukan, maka peluang untuk sembuhnya semakin besar.

Lalu bagaimana cara mendeteksi kanker serviks secara dini?

Kanker serviks dapat dideteksi dalam stadium dini dengan melakukan pemeriksaan pap smear. Tes pap smear adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pertumbuhan sel yang abnormal pada rahim. Pertumbuhan sel kanker pada leher rahim juga bersifat abnormal, sehingga dapat dideteksi oleh alat ini.
Pap smear adalah pemeriksaan medis yang aman untuk dilakukan, mudah, serta murah jika dibandingkan dengan biaya perawatan kanker serviks dengan stadium lanjut. Jika Anda melakukan pemeriksaan pap smear, maka akan ada sebuah alat yang dimasukkan ke dalam vagina Anda, sehingga tidak semua perempuan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
The American Cancer Society mengeluarkan beberapa anjuran yang bisa dilakukan bagi kaum perempuan untuk mencegah serta mendeteksi dini kejadian kanker leher rahim, yaitu:
  • Perempuan yang sudah berumur 21 tahun dan aktif secara seksual – sudah pernah berhubungan seksual atau menikah sebelumnya – dianjurkan untuk melakukan pap smear.
  • Kelompok perempuan yang berusia antara 21 hingga 29 tahun, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear setiap 3 tahun sekali.
  • Jika Anda memasuki usia 30 tahun, maka Anda bisa melakukan pap smear dalam 5 tahun sekali hingga Anda berusia 65 tahun.
  • Namun untuk perempuan dengan rentang usia 30 sampai 65 tahun yang memiliki faktor risiko, seperti memiliki riwayat keluarga yang terkena kanker serviks, maka dianjurkan untuk tetap melakukan pap smear 3 tahun sekali.
  • Perempuan yang mengalami HIV/AIDS positif, infeksi pada organ seksualnya, serta memiliki organ transplantasi, maka berisiko untuk mengalami kanker serviks lebih tinggi, sehingga harus memeriksakan dirinya ke dokter lebih sering dan melakukan pemeriksaan dalam rentang waktu yang dekat.
  • Perempuan yang sudah lebih dari 65 tahun, yang sudah melakukan pap smear selama 10 tahun belakangan, maka harus menghentikan melakukan pemeriksaan pap smear – selama mereka memang ditanyakan bebas dari penyakit kanker apapun selama 10 tahun belakangan.
  • Sementara perempuan yang telah menjalani histerektomi atau pengangkatan rahim dan leher rahim, maka harus berhenti melakukan pap smear dan tes HPV, kecuali perempuan tersebut tidak sepenuhnya diangkat leher rahimnya, maka harus tetap mengikuti anjuran yang telah disebutkan sebelumnya.
  • Pemeriksaan pap smear tidak boleh dilakukan setiap tahun, oleh siapapun. Jeda waktu yang dianjurkan adalah 3 tahun sekali.
SUMBER : https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-serviks/cara-mendeteksi-kanker-serviks-secara-dini/

0 komentar:

Posting Komentar