Mencegah Penyakit Menular Seksual pada Remaja
Penyakit
menular seksual (PMS) merupakan penyakit yang ditularkan dari orang ke
orang melalui semua jenis kontak seksual tanpa pengaman baik itu melalui
vagina, anus, maupun mulut (oral).Sarana penularannya yaitu darah,
sperma, atau cairan vagina maupun cairan tubuh lainnya.
Selain melalui kontak seksual, beberapa PMS juga bisa ditularkan secara
non-seksual, seperti penularan dari ibu ke bayi selama masa kehamilan
atau ketika melahirkan, melalui transfusi darah atau akibat berbagi
jarum suntik.
Banyak orang tidak menyadari dirinya memiliki PMS, karena memang PMS
tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas dan gejala seringkali baru
tampak setelah kondisi menjadi parah. Secara global, kasus PMS lebih
sering terjadi pada kalangan muda (usia remaja). Ini terkait perilaku
seks bebas yang semakin umum saja di kalangan remaja.Peningkatan
perilaku seks bebas ini juga terkait dengan peningkatan kasus kehamilan
yang tidak diinginkan yang pada akhirnya berujung aborsi.Secara umum,
siapapun yang telah aktif secara seksual berisiko terkena PMS.
Menurut Dokter Umum RS Columbia Asia Semarang, dr. Ali Mufis, saat ini
kasus PMS cukup banyak terjadi di kalangan remaja dan tentunya berbagai
jenis PMS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pada
umumnya serta kondisi kesehatan reproduksi pada khususnya, karena
berbagai penyakit PMS berkaitan langsung dengan sistem reproduksi
manusia. Bahkan penyakit PMS ada yang dapat berdampak pada kematian.
“Jadi PMS ini kata kuncinya adalah harus ada hubungan seksual tanpa alat
pengaman, karena memang PMS ditularkan melalui suatu hubungan seksual.
Kasus PMS pada remaja saat ini sudah mulai meningkat dikarenakan faktor
gaya hidup remaja yang dipengaruhi pengaruh berbagai media (baik online
maupun elektronik) yang dikonsumsi oleh remaja, diperparah dengan
kondisi remaja yang berada pada fase labil atau ingin mencoba sesuatu
yang baru sehingga kecenderungan hubungan seksual diluar nikah bagi
remaja meningkat,”terangnya.
PMS sangat populer terutama bagi masyarakat yang tinggal di kota besar.
Mengapa, logikanya dengan semakin tinggi peradaban manusia, seharusnya
berbanding lurus semakin tinggi pula tingkat kesadaran akan kesehatan
masyarakat. Namun yang terjadi justru sebaliknya, pergaulan yang begitu
luas dan bebas serta adanya fenomena gaya hidup modern, melakukan apa
saja dengan resiko yang tidak tanggung-tanggung berupa terjangkitnya
penyakit menular yang dapat merenggut jiwa penderita.
“Apalagi remaja, mereka menjadi lebih berisiko terkena PMS jika
melakukan hubungan seksual terlalu dini, hal tersebut dikarenakan
semakin dini usia seorang remaja melakukan hubungan seksual pertama
kali, masa keaktifan seksnya pun juga semakin lama sehingga mereka
cenderung bergonta-ganti pasangan seks.Kemudian, pada tubuh remaja
perempuan, secara biologis lebih rentan PMS.Serviks (leher rahim) remaja
perempuan belum sepenuhnya matang sehingga rentan terhadap organisme
tertentu yang menjadi penyebab PMS,”terangnya.
Hal tersebut diperparah dengan semakin banyaknya remaja yang cenderung
melakukan hubungan seks tanpa kondom.Seringkali, ini disebabkan
kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya kondom. Selain itu, kebanyakan
remaja tidak terbuka dan jujur bahwa ia telah melakukan hubungan seks
sehingga ia enggan melakukan pemeriksaan PMS.Ditambah lagi dengan
maraknya prostusi pelajar/mahasiswa yang memberikan iming-iming uang
yang banyak dengan kerja yang mudah.
“ Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. PMS ada
yang disebabkan oleh bakteri, virus ataupun parasit. Di Indonesia, yang
banyak ditemukan saat ini diantaranya gonorrhea (GO), sifilis (raja
singa), HIV Aids, herpes genital, klamidia, kutil kelamin, trikomoniasis
vaginalis, kandidiasis vagina dan masih banyak lainnya.Kebanyakan yang
sering diderita adalah gonorrhea (GO), pada penyakit ini kuman
penyebabnya adalahNeisseria Gonorrhoeae,”terangnya.
Gejala PMS
Tanda-tanda penyakit (GO) adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah.
Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya
nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak
bengkak.
Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala.Namun ada juga rasa
sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna
kekuningan. Akibat penyakit (GO), pada laki-laki dan perempuan,
seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang
panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi
pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
Secara umum, gejala utama yang diderita jika seseorang terjangkit PMS
adalah sebagai berikut : pada laki-laki, biasanya akan timbul bersamaan
dengan gejala infeksi saluran kencing, nyeri saat kencing, sudah kencing
tetapi belum tuntas, berasa panas pada kemaluan, bisa juga terjadi
nyeri pinggang, keluar secret (mirip air mani) dengan aroma busuk dengan
warna putih kekuning-kuningan. Sedangkan pada wanita, akan timbul nyeri
dan gatal di daerah kelamin, keluar keputihan yang berbau busuk, ada
bercak hitam di selangkangan dan adanya bintil-bintil berisi cairan,
lecet atau borok pada alat kelamin.
“Untuk penegakan diagnosisnya, saat pasien datang dokter akan melakukan
anamnesa (serangkaian wawancara mendalam) kapan gejala itu mulai muncul,
hal-hal yang mendahului sebelum gejala muncul, kemudian riwayat
penyakit terdahulu, apa sebelumnya pernah menderita gejala serupa. Dari
riwayat sosial, ditanyakan pekerjaannya apa, misalnya apa berkerja
sebagai PSK / sering berpergian (sebagai supir / pelaut) sehingga
memiliki faktor resiko yang tinggi. Jika perlu, akan dilaksanakan
pemeriksaan penunjang seperti cek darah dan cek urin, bisa juga secret
tadi diperiksa di laboratorium sehingga akan jelas apa jenis PMS
nya,”terangnya.
Pengobatan
PMS dapat diobati, satu-satunya cara adalah segera berobat ke dokter,
diperiksa kemudian diberikan terapi obat-obatan yang sesuai dengan jenis
PMSnya. Jika Anda terkena PMS, pasangan Anda juga harus diperiksa dan
diobati, jangan hanya mengobati diri sendiri. Patuhi cara pengobatan
sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter untuk memastikan kesembuhan.
Hindari hubungan seksual selama masih ada keluhan/gejala dan bila Anda
hamil, segera beritahukan dokter.
“Sedangkan pencegahannya bagi remaja agar tidak terkena PMS adalah
dengan menghindari hubungan seksual sebelum menikah, melakukan
kegiatan-kegiatan positif agar tidak terlintas untuk melakukan hubungan
seksual, mencari informasi yang benar dan sebanyak mungkin tentang
resiko tertular PMS, meningkatkan ketahanan moral melaluipendidikan
agama, mendiskusikan dengan orang tua, atau teman mengenai hal-halyang
berkaitan dengan perilaku seksual,”terangnya.
Kemudian, bersikaplah tegas untuk menolak ajakan pasangan yang meminta
untuk melakukan hubungan seks, mengendalikan diri saat bermesraan dan
bersikap waspada jika diajak ke suatu tempat yang sepi dan
berbahaya.Ditambah lagi keaktifan peran pemerintah, orang tua, guru dan
masyarakat juga penting untuk aware memberikan pendidikan seks sejak
dini kepada anak-anaknya.
Jika ditarik kesimpulan, pada intinya PMS menyebabkan infeksi alat
reproduksi yang harus dianggap serius.Bila tidak diobati secara tepat,
infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit
berkepanjangan, kemandulan dan kematian.Buat remaja perempuan, perlu
disadari bahwa resiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki
sebab alat reproduksi perempuan lebih rentan dan seringkali berakibat
lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali.Sekali lagi,
hindari hubungan seks sebelum menikah dan jaga higienitas diri sehingga
tidak rentan tertular PMS. (DSY/*)
SUMBER : https://www.suaramerdeka.com/kesehatan/baca/835/mencegah-penyakit-menular-seksual-pada-remaja
0 komentar:
Posting Komentar