Berdasarkan laporan siaran pers dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI,
ada
sebanyak 10 ribu orang yang mengidap HIV dalam jangka waktu Januari
sampai Maret 2017. Kasus HIV tertinggi dilaporkan terjadi pada kelompok
usia 25-49 tahun (69.6%) yang diikuti oleh kelompok umur 20-24 tahun
sebesar 17,6 persen. HIV dapat mengancam nyawa bila terlambat dideteksi
dan tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Salah satu jenis tes HIV
yang tersedia adalah tes VCT berkala selama 90 hari.
Apa itu tes VCT?
VCT adalah singkatan dari voluntary counseling and testing, yaitu
serangkaian tes untuk mengetahui Anda apakah positif atau negatif
mengidap HIV. Tes VCT bersifat rahasia dan sukarela, yang
berarti keputusan untuk mengikuti tes sepenuhnya pilihan Anda sendiri
dan Anda memiliki hak untuk privasi mutlak.
Infeksi HIV di awal perkembangannya tidak menimbulkan gejala yang jelas
sehingga seseorang sering tidak menyadari ia sudah terkena HIV. Karena
itulah, layanan ini bertujuan untuk mendeteksi HIV sedini mungkin dan
membantu mencegah, merawat, dan mengobati HIV sebelum terlambat.
Keunggulan utama dari layanan ini adalah hemat biaya sebab Anda akan
lebih cepat dalam mendeteksi HIV. Berbeda dengan apabila Anda terlambat
mendiagnosis HIV dan ternyata hasilnya positif, otomatis biaya
pengobatan dan rawat inap akan jauh lebih mahal dan membengkak.
Siapa saja yang perlu tes VCT?
Setiap orang yang aktif secara seksual (pernah dan/atau sering
berhubungan seks) perlu menjalani tes VCT apabila telah melakukan
hubungan seks berisiko, seperti seks tanpa kondom. Pasangan yang
merencanakan pernikahan dan kehamilan, dan wanita hamil juga perlu
menjalani tes ini apabila termasuk berisiko tinggi terhadap HIV.
Kenapa tes VCT harus dilakukan berjangka dalam waktu 90 hari?
Anda disarankan untuk melakukan tes VCT pertama minimal setelah 3 bulan
melakukan aktivitas seksual berisiko untuk memastikan apakah benar Anda
terjangkit HIV. Tes kedua dilakukan setelah 3 bulan dari tes yang
pertama jika hasilnya menunjukkan hasil nonreaktif (negatif), yang
terakhir dilakukan tiga bulan setelah tes kedua.
Ingat: mendapatkan hasil negatif dari tes pertama bukan berarti Anda
lantas terbebas dari HIV. Tubuh umumnya akan mulai membentuk antibodi
sekitar tiga minggu sampai 3 bulan setelah pertama kali terjangkit virus
HIV. Periode ini disebut dengan periode jendela, yang bisa bertahan
hingga 42 hari. Namun, seberapa cepat tubuh membentuk antibodi bisa
berbeda antar satu orang dengan yang lainnya. Ada yang membutuhkan waktu
lebih lama atau bahkan lebih cepat dari tiga bulan.
Maka dari itu, Anda akan direkomendasikan untuk menjalani tes lanjutan
berjangka setiap 3 bulan untuk memastikan diagnosisnya. VCT dapat
dilakukan di puskesmas, rumah sakit, dan klinik penyedia layanan VCT.
Seperti apa prosedur tes VCT?
VCT adalah proses tiga tahap yang melibatkan konseling pra-tes, tes HIV,
dan konseling setelah tes. Layanan ini mutlak bersifat rahasia karena
Anda akan menandatangani lembar persetujuan tertulis sebelum mulai
menjalani tes HIV ini. Setelah pasien menandatanganinya secara sukarela,
maka VCT baru dapat segera dilakukan.
Berikut tahapannya:
1. Konseling
Sebelum menjalani tes, Anda akan menjalani konseling. Konseling ini
bertujuan untuk mempersiapkan Anda terhadap tes HIV nantinya dan
membantu Anda mengantisipasi hasilnya — apakah positif atau negatif.
Konseling ini akan dipandu oleh seorang konselor terlatih yang akan
lebih dulu bertanya seputar alasan Anda mengikuti rangkaian tes VCT
ini. Selanjutnya konselor akan menjelaskan kepada Anda tentang apa itu
HIV, bagaimana penularannya, seberapa besar risiko Anda, hingga
menjelaskan mengenai pemeriksaan, pengobatan, dan pencegahannya. Ia juga
akan memperbaiki kesalahpahaman yang mungkin Anda miliki tentang HIV,
serta menjelaskan pentingnya dan manfaat mengetahui status HIV Anda.
Selain itu, dia akan membahas berbagai pilihan yang tersedia bagi Anda
dan memberi Anda kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang mungkin
Anda miliki tentang HIV atau tes HIV. Anda akan didorong untuk berbicara
bebas tentang ketakutan dan kekhawatiran Anda. Tenang, semua yang Anda
katakan bersifat rahasia dan tidak akan dibocorkan keluar dari ruangan
konseling tersebut.
Manfaat melakukan konseling sebelum tes adalah Anda jadi bisa
merencanakan perawatan dan pengobatan lebih cepat apabila nantinya benar
terdiagnosis positif HIV. Selain itu, pasien akan lebih memahami cara
mengurangi risiko penularan dari ibu ke anak (bila pasien sedang hamil)
dan mencegah infeksi menular seksual (IMS).
Namun perlu dicatat bahwa orang yang tidak menginginkan konseling
sebelum tes HIV tidak akan dipaksakan untuk menjalaninya. Ini
dikarenakan setiap tahap VCT memegang prinsip sukarela dan memerlukan
persetujuan dari pasien itu sendiri.
2. Tes HIV
Ada tiga jenis tes antibodi HIV yang umum: tes Elisa, tes Western Blot,
dan Rapid test. Lagi-lagi, dokter akan meminta persetujuan Anda sebelum
menjalani tes apapun. Semua tes ini sangat handal dan akurat.
Tes Elisa dan Western blot akan mengharuskan Anda mengambil darah.
Sampel darah Anda akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian dan
hasilnya akan diterima seminggu kemudian.
Rapid test mengharuskan petugas kesehatan mengambil setetes darah dengan
menusuk jari Anda. Setetes darah ini akan ditempatkan di kaca obyek
untuk kemudia diteteskan bahan kimia khusus. Hasil Anda akan tersedia
dalam 15 menit. Jika hasilnya positif, tes yang sama akan dilakukan lagi
untuk benar-benar memastikan diagnosisnya.
Tes antibodi HIV saat ini hanya bisa mendeteksi antibodi bila tubuh
telah menghasilkan jumlah yang cukup. Dengan teknologi baru, Anda bisa
secepatnya mendapatkan tes sebelum 3 bulan. Namun, masih ada periode di
mana antibodi tidak dapat terdeteksi dalam darah sehingga Anda mungkin
menerima hasil tes HIV negatif, meski masih memiliki virus di tubuh
Anda.
Jika Anda melakukan seks berisiko dalam enam minggu terakhir, Anda harus
melakukan tes HIV kedua dalam enam minggu kemudian untuk mengkonfirmasi
hasil tes pertama yang negatif.
Catatan: tes VCR tidak termasuk tes AIDS.
3. Konseling setelah tes
Setelah menjalani tes dan mendapatkan hasilnya, konselor akan
menjelaskan apa arti tes tersebut secara sederhana dan jelas dalam sesi
konseling setelah tes. Setelahnya, ia akan memberi waktu bagi Anda untuk
memahami penjelasan tersebut dan bertanya lebih lanjut.
Jika hasilnya negatif, konselor tetap menganjurkan pasien untuk menekan
risikonya terjangkit HIV/AIDS. Misalnya dengan melakukan hubungan seksual secara aman dan
menggunakan kondom.
Ia juga akan membantu Anda memahami kemungkinan perlu diuji ulang, mengingat adanya periode jendela.
Hasil tes positif berarti Anda telah terinfeksi HIV. Konselor akan
membantu Anda melalui gejolak emosi negatif seperti syok, ketakutan, dan
kemarahan. Anda akan memiliki kesempatan untuk berbicara tentang apakah
Anda akan memberi tahu keluarga dan pasangan Anda atau tidak.
Konselor akan mengajak Anda untuk mendiskusikan langkah selanjutnya yang
baik untuk memperbaiki kesehatan Anda, seperti perawatan dan pengobatan
HIV. Ia juga akan mendiskusikan perubahan gaya hidup sehat dengan Anda.
Ini bertujuan agar Anda dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan
meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan. Konselor juga dapat
merujuk Anda ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk memonitor kondisi
Anda lebih lanjut.
Selain itu, orang yang positif HIV juga akan tetap dibimbing untuk
mengurangi perilaku berisiko guna mencegah penularan HIV atau terkena
infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
Seberapa efektif tes VCT untuk mendeteksi HIV?
Untuk tes HIV-nya itu sendiri, baik tes Elisa, tes Western Blot dan
Rapid test — semua tes ini sangat handal dan akurat. Namun, efektivitas
tes VCT secara keseluruhan untuk mendeteksi HIV bervariasi, dilihat dari
kelengkapan prosedur yang dijalani.
Efektivitasnya juga dilihat dari seberapa mampu konselor meyakini
pasien, menilai risiko infeksi HIV selama sebelum dan sesudah konseling,
hingga bagaimana ia melaporkan hasil tes pada pasien dengan akurat dan
sejelas mungkin.
Tes VCT dapat digunakan sebagai
pencegahan utama yang efektif menurunkan risiko penularan HIV dan IMS
lainnya. HIV tidak bisa disembuhkan, namun dapat dikelola dengan
pengobatan antiretroviral (ART) yang bertujuan untuk menekan
perkembangan virus di dalam tubuh, termasuk memperkecil risiko penularan dari ibu ke bayi.
SUMBER : https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/tes-vct-90-hari-hiv/