KESEHATAN REPRODUKSI

Kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya.

RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI

Ruang lingkup kespro ada 7, yaitu : Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Pencegahan dan Penanggulangan IMS termasuk HIV/AIDS, Pencegahan dan Penanggulangan KOmplikasi Aborsi, KesPro Remaja, Pencegahan dan Penanggulangan Infertilitas, Penanggulangan Masalah KesPro Usia Lanjut.

KELUARGA BERENCANA

Keluarga Berencana adalah program yang bertujuan membantu pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak dinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran (dalam hubungan dengan suami istri), dan menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Rabu, 26 Desember 2018

KENALI SEJAK DINI KANKER SERVIKS

Mendeteksi kanker serviks harus dilakukan sedini mungkin untuk memperbesar peluang sembuh. Selama ini, tingkat kematian akibat kanker serviks cukup tinggi karena banyak wanita baru menyadari dirinya terkena kanker serviks saat sudah memasuki stadium lanjut, atau bahkan sudah menyebar. Padahal, jika terdeteksi sejak dini, kanker serviks masih bisa disembuhkan.

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang banyak dialami oleh perempuan dan menyebabkan tingkat kematian tinggi di dunia. Pada tahun 2012 diketahui terdapat 445 ribu kasus baru dan sebanyak 270 ribu perempuan meninggal dunia akibat mengalami kanker serviks. Sementara di Indonesia sendiri, dilansir dari suara.com, pada tahun 2015 ada lebih dari 15 ribu kasus kanker serviks yang ditemukan dan sekitar 8 ribu diantaranya meninggal dunia. 

Mengenal kanker serviks dan jenisnya

Kanker serviks adalah jaringan sel kanker yang tumbuh di daerah leher rahim, yang kemudian berkembang hingga tidak terkontrol. Leher rahim adalah bagian paling bawah dari rahim perempuan, dan merupakan penghubung antara vagina dengan rahim. Leher rahim terdiri dari dua bagian, yaitu bagian yang paling dengan dengan rahim yang disebut dengan endocerviks dan ditutupi oleh sel glandular, dan bagian leher rahim yang dekat dengan vagina yang disebut dengan exocerviks dan terdiri dari susunan sel squamosa. Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis tipe kanker serviks, yaitu kanker serviks sel squamosa dan kanker serviks sel adenocarcinoma.
Kebanyakan kasus kanker serviks, yaitu 9 dari 10 perempuan, merupakan jenis kanker sel squamosa. Sedangkan kanker serviks sel adenocarcinoma merupakan kanker yang tumbuh dan mengganggu sel glandular, bagian endocerviks dari leher rahim. Selain itu, ternyata seorang perempuan juga bisa saja mengalami kedua jenis kanker leher rahim tersebut secara bersamaan, yang kemudian disebut dengan adenomasquamous cacinoma.

Apa penyebab kanker serviks?

Sebagian kanker leher rahim disebabkan karena adanya infeksi virus yang dikenal dengan human papilloma virus (HPV). Pertumbuhan HPV di dalam leher rahim membuat sel-sel yang membentuk leher rahim tumbuh dengan abnormal dan bermutasi. HPV sendiri ditularkan melalui hubungan seksual yang dilakukan dengan cara anal, oral, atau vaginal. Menurut National Cervical Cancer Coalition, virus ini mengakibatkan 99% kanker serviks yang terjadi.
Terdapat 200 tipe HPV yang ada, tapi tidak semuanya menyebabkan penyakit kanker serviks. Pada stadium awal, kanker serviks tidak menimbulkan gejala apapun, sehingga lebih banyak kasus kanker serviks ditemukan pada stadium lanjut. Padahal, semakin dini kanker serviks ditemukan, maka peluang untuk sembuhnya semakin besar.

Lalu bagaimana cara mendeteksi kanker serviks secara dini?

Kanker serviks dapat dideteksi dalam stadium dini dengan melakukan pemeriksaan pap smear. Tes pap smear adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pertumbuhan sel yang abnormal pada rahim. Pertumbuhan sel kanker pada leher rahim juga bersifat abnormal, sehingga dapat dideteksi oleh alat ini.
Pap smear adalah pemeriksaan medis yang aman untuk dilakukan, mudah, serta murah jika dibandingkan dengan biaya perawatan kanker serviks dengan stadium lanjut. Jika Anda melakukan pemeriksaan pap smear, maka akan ada sebuah alat yang dimasukkan ke dalam vagina Anda, sehingga tidak semua perempuan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
The American Cancer Society mengeluarkan beberapa anjuran yang bisa dilakukan bagi kaum perempuan untuk mencegah serta mendeteksi dini kejadian kanker leher rahim, yaitu:
  • Perempuan yang sudah berumur 21 tahun dan aktif secara seksual – sudah pernah berhubungan seksual atau menikah sebelumnya – dianjurkan untuk melakukan pap smear.
  • Kelompok perempuan yang berusia antara 21 hingga 29 tahun, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pap smear setiap 3 tahun sekali.
  • Jika Anda memasuki usia 30 tahun, maka Anda bisa melakukan pap smear dalam 5 tahun sekali hingga Anda berusia 65 tahun.
  • Namun untuk perempuan dengan rentang usia 30 sampai 65 tahun yang memiliki faktor risiko, seperti memiliki riwayat keluarga yang terkena kanker serviks, maka dianjurkan untuk tetap melakukan pap smear 3 tahun sekali.
  • Perempuan yang mengalami HIV/AIDS positif, infeksi pada organ seksualnya, serta memiliki organ transplantasi, maka berisiko untuk mengalami kanker serviks lebih tinggi, sehingga harus memeriksakan dirinya ke dokter lebih sering dan melakukan pemeriksaan dalam rentang waktu yang dekat.
  • Perempuan yang sudah lebih dari 65 tahun, yang sudah melakukan pap smear selama 10 tahun belakangan, maka harus menghentikan melakukan pemeriksaan pap smear – selama mereka memang ditanyakan bebas dari penyakit kanker apapun selama 10 tahun belakangan.
  • Sementara perempuan yang telah menjalani histerektomi atau pengangkatan rahim dan leher rahim, maka harus berhenti melakukan pap smear dan tes HPV, kecuali perempuan tersebut tidak sepenuhnya diangkat leher rahimnya, maka harus tetap mengikuti anjuran yang telah disebutkan sebelumnya.
  • Pemeriksaan pap smear tidak boleh dilakukan setiap tahun, oleh siapapun. Jeda waktu yang dianjurkan adalah 3 tahun sekali.
SUMBER : https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-serviks/cara-mendeteksi-kanker-serviks-secara-dini/

KENALI HIV dan AIDS

Apa itu HIV dan AIDS?

Human Immunodeficiency Virus, atau HIV, adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome).

HIV secara drastis dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan penyakit, bakteri, virus, dan infeksi lainnya menyerang tubuh Anda. Tidak seperti virus lainnya, tubuh Anda tidak bisa menyingkirkan HIV sepenuhnya. Jika Anda terinfeksi HIV, Anda akan memilikinya sepanjang hidup.
AIDS adalah kondisi yang paling parah dari penyakit HIV dan ditandai dengan munculnya penyakit lain, seperti kanker dan berbagai infeksi, yang muncul seiring dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh Anda.

Seberapa umumkah HIV dan AIDS?

Menurut laporan dari WHO (World Health Organization), pada akhir 2014, ada sekitar 37 juta orang yang hidup dengan HIV dan 1,2 juta orang meninggal karena penyebab terkait AIDS. Namun, hanya 54% dari penderita yang menyadari bahwa mereka mengidap HIV/AIDS. Ini karena Anda mungkin saja mengidap HIV tanpa gejala.

Tanda-tanda & gejala

Apa saja tanda-tanda dan gejala HIV dan AIDS?

Meskipun Anda tidak menunjukkan gejala apapun, Anda masih dapat menularkan virus ke orang lain. Ini karena HIV dapat memakan waktu hingga 2 sampai 15 tahun dalam memunculkan gejala. Anda mungkin memiliki HIV dan masih terlihat sehat dan berfungsi secara normal. Anda tidak dapat mengetahui secara pasti apakah Anda memiliki HIV sampai Anda diperiksa.
HIV tidak langsung merusak organ Anda, tetapi akan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga memungkinkan terjadi berbagai penyakit lainnya, terutama infeksi, untuk menyerang tubuh Anda. Gejala pertama dari HIV mirip dengan infeksi virus lainnya:
    • Demam
    • Sakit kepala
    • Kelelahan
    • Sakit otot
    • Kehilangan berat badan
    • Pembengkakan kelenjar di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha
AIDS adalah tahap lanjutan progresif dari infeksi HIV. HIV dapat mengurangi sistem kekebalan tubuh, sehingga menyebabkan banyak kondisi infeksi lainnya. Jika Anda memiliki AIDS, Anda mungkin memiliki beberapa kondisi menular pada waktu yang sama, mislanya
    • Infeksi, baik satu atau bahkan beberapa, contohnya tuberkulosis, infeksi sitomegalovirus, kriptokokus meningitis, toksoplasmosis, cryptosporidiosis.
    • Kanker. Misalnya kanker paru-paru, kanker ginjal atau limfoma, dan sarkoma Kaposi.  
    • Tuberkulosis (TB). Di negara-negara yang miskin sumber daya, TB adalah infeksi yang paling umum yang terkait dengan HIV, dan merupakan penyebab utama kematian di antara orang dengan AIDS.
    • Sitomegalovirus. Virus herpes yang umum ini ditransmisikan dalam cairan tubuh seperti air liur, darah, urin, air mani, dan air susu ibu. Sistem kekebalan tubuh yang sehat akan membuat virus tidak aktif. Namun, jika sistem kekebalan tubuh melemah, virus muncul kembali dan menyebabkan kerusakan pada mata, saluran pencernaan, paru-paru, atau organ lain.
    • Kandidiasis. Kandidiasis adalah infeksi yang juga sering terjadi terkait HIV. Kondisi ini menyebabkan peradangan dan menyebabkan lapisan putih dan tebal pada selaput lendir mulut, lidah, kerongkongan, atau vagina.
    • Kriptokokus meningitis. Meningitis adalah peradangan pada selaput dan cairan yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang (meninges). Meningitis kriptokokal adalah infeksi sistem saraf umum pusat yang terkait dengan HIV, disebabkan oleh jamur yang ditemukan di dalam tanah.
    • Toksoplasmosis. Infeksi yang mematikan ini disebabkan oleh Toxoplasma gondii, parasit yang menyebar terutama oleh kucing. Kucing yang terinfeksi juga memiliki parasit dalam tinja mereka, dan parasit kemudian dapat menyebar ke hewan lain dan manusia.
    • Cryptosporidiosis. Infeksi ini disebabkan oleh parasit usus yang umum ditemukan pada hewan. Anda dapat kontak dengan cryptosporidiosis ketika Anda menelan makanan atau air yang terkontaminasi. Parasit tumbuh di usus Anda dan saluran empedu, menyebabkan diare parah kronis pada orang dengan AIDS.
    • Selain infeksi, Anda juga berisiko mengalami kanker dan masalah neurologis serta masalah ginjal ketika Anda memiliki AIDS.
Kondisi ini dapat bermanifestasi sebagai:
    • Thrush: lapisan keputihan dan tebal pada lidah atau mulut yang disebabkan oleh infeksi jamur dan kadang-kadang disertai dengan sakit tenggorokan
    • Infeksi jamur vagina yang parah atau berulang
    • Penyakit radang panggul kronis
    • Infeksi parah dan sering mengalami kelelahan ekstrem yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya, yang mungkin muncul bersamaan dengan sakit kepala, dan/atau pusing
    • Turunnya berat badan  lebih dari 5 kg yang tidak disebabkan karena peningkatan latihan fisik atau diet
    • Memar lebih mudah dari biasanya
    • Periode diare yang lebih sering
    • Sering demam dan/atau berkeringat di malam hari
    • Pembengkakan atau pengerasan kelenjar yang terletak di tenggorokan, ketiak, atau pangkal paha
    • Periode batuk kering yang menerus
    • Meningkatnya sesak napas
    • Munculnya perubahan warna atau keunguan pada kulit atau dalam mulut
    • Perdarahan pada kulit, mulut, hidung, anus, atau vagina, atau dari pembukaan di dalam tubuh tanpa sebab
    • Ruam kulit yang sering atau tidak biasa
    • Mati rasa parah atau nyeri pada tangan atau kaki, hilangnya kendali otot dan refleks, kelumpuhan, atau hilangnya kekuatan otot
    • Kebingungan, perubahan kepribadian, atau penurunan kemampuan mental
Mungkin ada beberapa gejala yang tidak tercantum di atas. Jika Anda mempunyai pertanyaan tentang suatu gejala, silakan berkonsultasi dengan dokter Anda.

Kapan saya harus periksa ke dokter?

Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang tercantum seperti di atas atau memiliki pertanyaan, silakan berkonsultasi dengan dokter Anda. Tubuh masing­masing orang berbeda. Selalu konsultasikan ke dokter untuk menangani kondisi kesehatan Anda.

Penyebab

Apa penyebab HIV dan AIDS?

AIDS disebabkan oleh HIV. HIV ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, dan cairan vagina dari orang yang terinfeksi. Sebagai contoh:
    • Ketika Anda kontak dengan vagina, anal, atau oral seseorang yang memiliki HIV tanpa kondom. HIV paling sering menular secara seksual. Hal ini karena cairan bercampur dan virus dapat ditularkan, terutama di mana ada air di jaringan vagina atau dubur, luka, atau infeksi menular seksual lainnya (IMS). Perempuan remaja sangat rentan terhadap infeksi HIV karena selaput vagina mereka lebih tipis dan lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan wanita dewasa.
    • Dengan berbagi jarum suntik dan peralatan obat suntik lainnya yang terkontaminasi dengan HIV.
    • Dengan menggunakan peralatan tato dan body piercing (termasuk tinta) yang tidak disterilkan atau benar-benar dibersihkan dan terinfeksi HIV.
    • Dari seorang ibu dengan HIV kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan dengan menyusui.
    • Dengan memiliki  infeksi menular seksual (IMS) lainnya seperti klamidia atau gonore. IMS dapat melemahkan perlindungan alami tubuh Anda dan meningkatkan kesempatan Anda terinfeksi HIV jika Anda terkena virus.
    • Kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina yang memiliki infeksi HIV pada luka atau luka terbuka
Anda tidak dapat ditularkan HIV melalui kontak sehari-hari seperti:
    • Menyentuh
    • Berjabat tangan
    • Berpelukan atau berciuman
    • Batuk dan bersin
    • Memberikan darah
    • Menggunakan kolam renang atau dudukan toilet
    • Berbagi sprei
    • Peralatan makan atau makanan
    • Hewan, nyamuk, atau serangga lainnya.

Faktor-faktor risiko

Apa yang meningkatkan risiko saya untuk HIV dan AIDS?

AIDS disebabkan oleh HIV dan virus ini ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari pasien HIV, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu. Sebagai contoh:
    • Dengan melakukan kegiatan seksual tanpa kondom dengan seseorang yang memiliki HIV.
    • Dengan berbagi jarum suntik dan peralatan obat suntik lainnya yang terkontaminasi dengan HIV.
    • Dengan menggunakan peralatan tato dan body piercing  (termasuk tinta) yang tidak disterilkan dengan benar dan dibersihkan dan terinfeksi HIV.
    • Dari seorang ibu dengan HIV kepada bayinya (sebelum atau selama kelahiran) dan dengan menyusui.
    • Kontak dengan darah, air mani, atau cairan vagina yang terinfeksi HIV pada luka atau luka terbuka .

Obat & Pengobatan

Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.

Bagaimana mendiagnosis HIV dan AIDS?

Tes darah memungkinkan dokter untuk menentukan apakah Anda terinfeksi virus HIV.  Keakuratan tes tergantung pada waktu paparan terakhir untuk HIV (hubungan seks tanpa kondom, berbagi jarum). Jika Anda pernah memiliki pengalaman berisiko, Anda bisa terinfeksi virus setiap saat. Oleh karena itu, lebih baik untuk diuji HIV. Ada periode sekitar 3 bulan untuk antibodi HIV muncul pada tes HIV.
Jika hasil Anda positif (reaktif):
    • Anda memiliki antibodi untuk HIV dan memiliki infeksi HIV. Tapi itu tidak berarti Anda memiliki AIDS.
    • Tidak ada yang tahu pasti kapan seseorang terinfeksi virus HIV akan mengalami AIDS.
  • Jika hasil Anda negatif, Anda tidak memiliki antibodi pada saat tes. Namun:
    • Jika sudah 3 bulan sejak kegiatan berisiko HIV dan pengujian Anda adalah negatif, Anda tidak memiliki infeksi HIV.
    • Jika sudah kurang dari 3 bulan sejak Anda melakukan kegiatan berisiko HIV, Anda harus melakukan tes ulang.
    • Ingat, jika Anda melakukan kegiatan yang berisiko HIV, Anda dapat terinfeksi virus setiap saat. Untuk informasi lebih lanjut tentang bagaimana Anda bisa mendapatkan HIV, perhstikan bagaimana cara saya mendapatkannya?

Bagaimana cara mengobati HIV dan AIDS?

Tidak ada obat atau vaksin untuk HIV/AIDS. Ada beberapa obat yang membantu memperlambat perkembangan penyakit. Bicaralah dengan dokter atau spesialis tentang perawatan yang akan bekerja baik bagi Anda.
Anda harus tahu jika Anda positif untuk HIV sesegera mungkin untuk mendapatkan saran medis dan pengobatan. Hal ini termasuk:
    • Konsultasikan dengan dokter yang tahu tentang pengobatan HIV/AIDS.
    • Jika Anda aktif secara seksual, informasikan pasangan seks yang mungkin juga terinfeksi.
    • Jangan berbagi jarum.
    • Dapatkan dukungan psikologis dengan terapis dan/atau bergabung dengan kelompok pendukung untuk orang dengan HIV/AIDS.
    • Dapatkan informasi dan dukungan sosial dan hukum dari organisasi layanan HIV/AIDS.
    • Jangan berbagi status HIV Anda dengan orang-orang yang tidak perlu tahu. Orang dengan HIV mungkin masih menghadapi diskriminasi. Hanya beri tahu orang-orang Anda dapat memberikan dukungan.
Pertimbangkan untuk menggunakan obat-obatan yang dapat memperlambat kemajuan infeksi.

Pengobatan di rumah

Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi HIV dan AIDS?

Berikut gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi HIV/AIDS:
  • Mempertahankan sistem kekebalan tubuh yang kuat dengan pemeriksaan medis yang teratur dan gaya hidup sehat
  • Makan dengan baik
  • Cukup istirahat dan berolahraga
  • Hindari obat-obatan terlarang termasuk alkohol dan tembakau
  • Pelajari cara mengelola stres secara efektif
Jika Anda positif HIV, Anda dapat menularkan virus ke orang lain meskipun Anda tidak menampilkan gejala apapun. Lindungi diri Anda dan orang lain, cegah penyebaran HIV dengan:
    • Selalu menggunakan kondom untuk seks vagina, oral, atau anal
    • Jangan berbagi jarum atau peralatan obat lainnya
    • Beri tahu orang-orang yang mungkin terkena cairan tubuh Anda, seperti dokter, dokter gigi atau pembersih gigi
Jika Anda memiliki HIV dan hamil, berkonsultasilah dengan dokter yang memiliki pengalaman tentang pengobatan HIV. Tanpa pengobatan, sekitar 25 dari 100 bayi yang lahir dari ibu dengan HIV juga terinfeksi. Namun, penggunaan obat-obatan HIV, operasi Caesar, tidak menyusui dapat mengurangi risiko penularan menjadi kurang dari 2 dari 100.
SUMBER : https://hellosehat.com/penyakit/hiv-aids/

MENDETEKSI HIV DENGAN TES VCT

Berdasarkan laporan siaran pers dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RIada sebanyak 10 ribu orang yang mengidap HIV dalam jangka waktu Januari sampai Maret 2017. Kasus HIV tertinggi dilaporkan terjadi pada kelompok usia 25-49 tahun (69.6%) yang diikuti oleh kelompok umur 20-24 tahun sebesar 17,6 persen. HIV dapat mengancam nyawa bila terlambat dideteksi dan tidak mendapatkan pengobatan yang tepat. Salah satu jenis tes HIV yang tersedia adalah tes VCT berkala selama 90 hari.

Apa itu tes VCT?

VCT adalah singkatan dari voluntary counseling and testing, yaitu serangkaian tes untuk mengetahui Anda apakah positif atau negatif mengidap HIV. Tes VCT bersifat rahasia dan sukarela, yang berarti keputusan untuk mengikuti tes sepenuhnya pilihan Anda sendiri dan Anda memiliki hak untuk privasi mutlak.
Infeksi HIV di awal perkembangannya tidak menimbulkan gejala yang jelas sehingga seseorang sering tidak menyadari ia sudah terkena HIV. Karena itulah, layanan ini bertujuan untuk mendeteksi HIV sedini mungkin dan membantu mencegah, merawat, dan mengobati HIV sebelum terlambat.
Keunggulan utama dari layanan ini adalah hemat biaya sebab Anda akan lebih cepat dalam mendeteksi HIV. Berbeda dengan apabila Anda terlambat mendiagnosis HIV dan ternyata hasilnya positif, otomatis biaya pengobatan dan rawat inap akan jauh lebih mahal dan membengkak.

Siapa saja yang perlu tes VCT?

Setiap orang yang aktif secara seksual (pernah dan/atau sering berhubungan seks) perlu menjalani tes VCT apabila telah melakukan hubungan seks berisiko, seperti seks tanpa kondom. Pasangan yang merencanakan pernikahan dan kehamilan, dan wanita hamil juga perlu menjalani tes ini apabila termasuk berisiko tinggi terhadap HIV.

Kenapa tes VCT harus dilakukan berjangka dalam waktu 90 hari?

Anda disarankan untuk melakukan tes VCT pertama minimal setelah 3 bulan melakukan aktivitas seksual berisiko untuk memastikan apakah benar Anda terjangkit HIV. Tes kedua dilakukan setelah 3 bulan dari tes yang pertama jika hasilnya menunjukkan hasil nonreaktif (negatif), yang terakhir dilakukan tiga bulan setelah tes kedua.
Ingat: mendapatkan hasil negatif dari tes pertama bukan berarti Anda lantas terbebas dari HIV. Tubuh umumnya akan mulai membentuk antibodi sekitar tiga minggu sampai 3 bulan setelah pertama kali terjangkit virus HIV. Periode ini disebut dengan periode jendela, yang bisa bertahan hingga 42 hari. Namun, seberapa cepat tubuh membentuk antibodi bisa berbeda antar satu orang dengan yang lainnya. Ada yang membutuhkan waktu lebih lama atau bahkan lebih cepat dari tiga bulan.
Maka dari itu, Anda akan direkomendasikan untuk menjalani tes lanjutan berjangka setiap 3 bulan untuk memastikan diagnosisnya. VCT dapat dilakukan di puskesmas, rumah sakit, dan klinik penyedia layanan VCT.

Seperti apa prosedur tes VCT?

VCT adalah proses tiga tahap yang melibatkan konseling pra-tes, tes HIV, dan konseling setelah tes. Layanan ini mutlak bersifat rahasia karena Anda akan menandatangani lembar persetujuan tertulis sebelum mulai menjalani tes HIV ini. Setelah pasien menandatanganinya secara sukarela, maka VCT baru dapat segera dilakukan.
Berikut tahapannya:

1. Konseling

Sebelum menjalani tes, Anda akan menjalani konseling. Konseling ini bertujuan untuk mempersiapkan Anda terhadap tes HIV nantinya dan membantu Anda mengantisipasi hasilnya — apakah positif atau negatif.
Konseling ini akan dipandu oleh seorang konselor terlatih yang akan lebih dulu bertanya seputar alasan Anda mengikuti rangkaian tes VCT ini. Selanjutnya konselor akan menjelaskan kepada Anda tentang apa itu HIV, bagaimana penularannya, seberapa besar risiko Anda, hingga menjelaskan mengenai pemeriksaan, pengobatan, dan pencegahannya. Ia juga akan memperbaiki kesalahpahaman yang mungkin Anda miliki tentang HIV, serta menjelaskan pentingnya dan manfaat mengetahui status HIV Anda.
Selain itu, dia akan membahas berbagai pilihan yang tersedia bagi Anda dan memberi Anda kesempatan untuk mengajukan pertanyaan yang mungkin Anda miliki tentang HIV atau tes HIV. Anda akan didorong untuk berbicara bebas tentang ketakutan dan kekhawatiran Anda. Tenang, semua yang Anda katakan bersifat rahasia dan tidak akan dibocorkan keluar dari ruangan konseling tersebut.
Manfaat melakukan konseling sebelum tes adalah Anda jadi bisa merencanakan perawatan dan pengobatan lebih cepat apabila nantinya benar terdiagnosis positif HIV. Selain itu, pasien akan lebih memahami cara mengurangi risiko penularan dari ibu ke anak (bila pasien sedang hamil) dan mencegah infeksi menular seksual (IMS).
Namun perlu dicatat bahwa orang yang tidak menginginkan konseling sebelum tes HIV tidak akan dipaksakan untuk menjalaninya. Ini dikarenakan setiap tahap VCT memegang prinsip sukarela dan memerlukan persetujuan dari pasien itu sendiri.

2. Tes HIV

Ada tiga jenis tes antibodi HIV yang umum: tes Elisa, tes Western Blot, dan Rapid test. Lagi-lagi, dokter akan meminta persetujuan Anda sebelum menjalani tes apapun. Semua tes ini sangat handal dan akurat.
Tes Elisa dan Western blot akan mengharuskan Anda mengambil darah. Sampel darah Anda akan dikirim ke laboratorium untuk pengujian dan hasilnya akan diterima seminggu kemudian.
Rapid test mengharuskan petugas kesehatan mengambil setetes darah dengan menusuk jari Anda. Setetes darah ini akan ditempatkan di kaca obyek untuk kemudia diteteskan bahan kimia khusus. Hasil Anda akan tersedia dalam 15 menit. Jika hasilnya positif, tes yang sama akan dilakukan lagi untuk benar-benar memastikan diagnosisnya.
Tes antibodi HIV saat ini hanya bisa mendeteksi antibodi bila tubuh telah menghasilkan jumlah yang cukup. Dengan teknologi baru, Anda bisa secepatnya mendapatkan tes sebelum 3 bulan. Namun, masih ada periode di mana antibodi tidak dapat terdeteksi dalam darah sehingga Anda mungkin menerima hasil tes HIV negatif, meski masih memiliki virus di tubuh Anda.
Jika Anda melakukan seks berisiko dalam enam minggu terakhir, Anda harus melakukan tes HIV kedua dalam enam minggu kemudian untuk mengkonfirmasi hasil tes pertama yang negatif.
Catatan: tes VCR tidak termasuk tes AIDS.

3. Konseling setelah tes

Setelah menjalani tes dan mendapatkan hasilnya, konselor akan menjelaskan apa arti tes tersebut secara sederhana dan jelas dalam sesi konseling setelah tes. Setelahnya, ia akan memberi waktu bagi Anda untuk memahami penjelasan tersebut dan bertanya lebih lanjut.
Jika hasilnya negatif, konselor tetap menganjurkan pasien untuk menekan risikonya terjangkit HIV/AIDS. Misalnya dengan melakukan hubungan seksual secara aman dan menggunakan kondomIa juga akan membantu Anda memahami kemungkinan perlu diuji ulang, mengingat adanya periode jendela.
Hasil tes positif berarti Anda telah terinfeksi HIV. Konselor akan membantu Anda melalui gejolak emosi negatif seperti syok, ketakutan, dan kemarahan. Anda akan memiliki kesempatan untuk berbicara tentang apakah Anda akan memberi tahu keluarga dan pasangan Anda atau tidak.
Konselor akan mengajak Anda untuk mendiskusikan langkah selanjutnya yang baik untuk memperbaiki kesehatan Anda, seperti perawatan dan pengobatan HIV. Ia juga akan mendiskusikan perubahan gaya hidup sehat dengan Anda. Ini bertujuan agar Anda dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan meningkatkan kualitas hidup Anda secara keseluruhan. Konselor juga dapat merujuk Anda ke fasilitas kesehatan lanjutan untuk memonitor kondisi Anda lebih lanjut.
Selain itu, orang yang positif HIV juga akan tetap dibimbing untuk mengurangi perilaku berisiko guna mencegah penularan HIV atau terkena infeksi menular seksual (IMS) lainnya.

Seberapa efektif tes VCT untuk mendeteksi HIV?

Untuk tes HIV-nya itu sendiri, baik tes Elisa, tes Western Blot dan Rapid test — semua tes ini sangat handal dan akurat. Namun, efektivitas tes VCT secara keseluruhan untuk mendeteksi HIV bervariasi, dilihat dari kelengkapan prosedur yang dijalani.
Efektivitasnya juga dilihat dari seberapa mampu konselor meyakini pasien, menilai risiko infeksi HIV selama sebelum dan sesudah konseling, hingga bagaimana ia melaporkan hasil tes pada pasien dengan akurat dan sejelas mungkin.
Tes VCT dapat digunakan sebagai pencegahan utama yang efektif menurunkan risiko penularan HIV dan IMS lainnya. HIV tidak bisa disembuhkan, namun dapat dikelola dengan pengobatan antiretroviral (ART) yang bertujuan untuk menekan perkembangan virus di dalam tubuh, termasuk memperkecil risiko penularan dari ibu ke bayi.

SUMBER : https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/tes-vct-90-hari-hiv/

CARA PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Mencegah Penyakit Menular Seksual pada Remaja

Penyakit menular seksual (PMS) merupakan penyakit yang ditularkan dari orang ke orang melalui semua jenis kontak seksual tanpa pengaman baik itu melalui vagina, anus, maupun mulut (oral).Sarana penularannya yaitu darah, sperma, atau cairan vagina maupun cairan tubuh lainnya.


Selain melalui kontak seksual, beberapa PMS juga bisa ditularkan secara non-seksual, seperti penularan dari ibu ke bayi selama masa kehamilan atau ketika melahirkan, melalui transfusi darah atau akibat berbagi jarum suntik.
Banyak orang tidak menyadari dirinya memiliki PMS, karena memang PMS tidak selalu menunjukkan gejala yang jelas dan gejala seringkali baru tampak setelah kondisi menjadi parah. Secara global, kasus PMS lebih sering terjadi pada kalangan muda (usia remaja). Ini terkait perilaku seks bebas yang semakin umum saja di kalangan remaja.Peningkatan perilaku seks bebas ini juga terkait dengan peningkatan kasus kehamilan yang tidak diinginkan yang pada akhirnya berujung aborsi.Secara umum, siapapun yang telah aktif secara seksual berisiko terkena PMS.
Menurut Dokter Umum RS Columbia Asia Semarang, dr. Ali Mufis, saat ini kasus PMS cukup banyak terjadi di kalangan remaja dan tentunya berbagai jenis PMS sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang pada umumnya serta kondisi kesehatan reproduksi pada khususnya, karena berbagai penyakit PMS berkaitan langsung dengan sistem reproduksi manusia. Bahkan penyakit PMS ada yang dapat berdampak pada kematian.
“Jadi PMS ini kata kuncinya adalah harus ada hubungan seksual tanpa alat pengaman, karena memang PMS ditularkan melalui suatu hubungan seksual. Kasus PMS pada remaja saat ini sudah mulai meningkat dikarenakan faktor gaya hidup remaja yang dipengaruhi pengaruh berbagai media (baik online maupun elektronik) yang dikonsumsi oleh remaja, diperparah dengan kondisi remaja yang berada pada fase labil atau ingin mencoba sesuatu yang baru sehingga kecenderungan hubungan seksual diluar nikah bagi remaja meningkat,”terangnya.
PMS sangat populer terutama bagi masyarakat yang tinggal di kota besar. Mengapa, logikanya dengan semakin tinggi peradaban manusia, seharusnya berbanding lurus semakin tinggi pula tingkat kesadaran akan kesehatan masyarakat. Namun yang terjadi justru sebaliknya, pergaulan yang begitu luas dan bebas serta adanya fenomena gaya hidup modern, melakukan apa saja dengan resiko yang tidak tanggung-tanggung berupa terjangkitnya penyakit menular yang dapat merenggut jiwa penderita.
“Apalagi remaja, mereka menjadi lebih berisiko terkena PMS jika melakukan hubungan seksual terlalu dini, hal tersebut dikarenakan semakin dini usia seorang remaja melakukan hubungan seksual pertama kali, masa keaktifan seksnya pun juga semakin lama sehingga mereka cenderung bergonta-ganti pasangan seks.Kemudian, pada tubuh remaja perempuan, secara biologis lebih rentan PMS.Serviks (leher rahim) remaja perempuan belum sepenuhnya matang sehingga rentan terhadap organisme tertentu yang menjadi penyebab PMS,”terangnya.
Hal tersebut diperparah dengan semakin banyaknya remaja yang cenderung melakukan hubungan seks tanpa kondom.Seringkali, ini disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya kondom. Selain itu, kebanyakan remaja tidak terbuka dan jujur bahwa ia telah melakukan hubungan seks sehingga ia enggan melakukan pemeriksaan PMS.Ditambah lagi dengan maraknya prostusi pelajar/mahasiswa yang memberikan iming-iming uang yang banyak dengan kerja yang mudah.
“ Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. PMS ada yang disebabkan oleh bakteri, virus ataupun parasit. Di Indonesia, yang banyak ditemukan saat ini diantaranya gonorrhea (GO), sifilis (raja singa), HIV Aids, herpes genital, klamidia, kutil kelamin, trikomoniasis vaginalis, kandidiasis vagina dan masih banyak lainnya.Kebanyakan yang sering diderita adalah gonorrhea (GO), pada penyakit ini kuman penyebabnya adalahNeisseria Gonorrhoeae,”terangnya.
Gejala PMS
Tanda-tanda penyakit (GO) adalah nyeri, merah, bengkak dan bernanah. Gejala pada laki-laki adalah rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan agak bengkak.
Pada perempuan, 60% kasus tidak menunjukkan gejala.Namun ada juga rasa sakit pada saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan. Akibat penyakit (GO), pada laki-laki dan perempuan, seringkali berupa kemandulan. Pada perempuan bisa juga terjadi radang panggul, dan dapat diturunkan kepada bayi yang baru lahir berupa infeksi pada mata yang dapat menyebabkan kebutaan.
Secara umum, gejala utama yang diderita jika seseorang terjangkit PMS adalah sebagai berikut : pada laki-laki, biasanya akan timbul bersamaan dengan gejala infeksi saluran kencing, nyeri saat kencing, sudah kencing tetapi belum tuntas, berasa panas pada kemaluan, bisa juga terjadi nyeri pinggang, keluar secret (mirip air mani) dengan aroma busuk dengan warna putih kekuning-kuningan. Sedangkan pada wanita, akan timbul nyeri dan gatal di daerah kelamin, keluar keputihan yang berbau busuk, ada bercak hitam di selangkangan dan adanya bintil-bintil berisi cairan, lecet atau borok pada alat kelamin.
“Untuk penegakan diagnosisnya, saat pasien datang dokter akan melakukan anamnesa (serangkaian wawancara mendalam) kapan gejala itu mulai muncul, hal-hal yang mendahului sebelum gejala muncul, kemudian riwayat penyakit terdahulu, apa sebelumnya pernah menderita gejala serupa. Dari riwayat sosial, ditanyakan pekerjaannya apa, misalnya apa berkerja sebagai PSK / sering berpergian (sebagai supir / pelaut) sehingga memiliki faktor resiko yang tinggi. Jika perlu, akan dilaksanakan pemeriksaan penunjang seperti cek darah dan cek urin, bisa juga secret tadi diperiksa di laboratorium sehingga akan jelas apa jenis PMS nya,”terangnya.
Pengobatan
PMS dapat diobati, satu-satunya cara adalah segera berobat ke dokter, diperiksa kemudian diberikan terapi obat-obatan yang sesuai dengan jenis PMSnya. Jika Anda terkena PMS, pasangan Anda juga harus diperiksa dan diobati, jangan hanya mengobati diri sendiri. Patuhi cara pengobatan sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter untuk memastikan kesembuhan. Hindari hubungan seksual selama masih ada keluhan/gejala dan bila Anda hamil, segera beritahukan dokter.
“Sedangkan pencegahannya bagi remaja agar tidak terkena PMS adalah dengan menghindari hubungan seksual sebelum menikah, melakukan kegiatan-kegiatan positif agar tidak terlintas untuk melakukan hubungan seksual, mencari informasi yang benar dan sebanyak mungkin tentang resiko tertular PMS, meningkatkan ketahanan moral melaluipendidikan agama, mendiskusikan dengan orang tua, atau teman mengenai hal-halyang berkaitan dengan perilaku seksual,”terangnya.
Kemudian, bersikaplah tegas untuk menolak ajakan pasangan yang meminta untuk melakukan hubungan seks, mengendalikan diri saat bermesraan dan bersikap waspada jika diajak ke suatu tempat yang sepi dan berbahaya.Ditambah lagi keaktifan peran pemerintah, orang tua, guru dan masyarakat juga penting untuk aware memberikan pendidikan seks sejak dini kepada anak-anaknya.
Jika ditarik kesimpulan, pada intinya PMS menyebabkan infeksi alat reproduksi yang harus dianggap serius.Bila tidak diobati secara tepat, infeksi dapat menjalar dan menyebabkan penderitaan, sakit berkepanjangan, kemandulan dan kematian.Buat remaja perempuan, perlu disadari bahwa resiko untuk terkena PMS lebih besar daripada laki-laki sebab alat reproduksi perempuan lebih rentan dan seringkali berakibat lebih parah karena gejala awal tidak segera dikenali.Sekali lagi, hindari hubungan seks sebelum menikah dan jaga higienitas diri sehingga tidak rentan tertular PMS. (DSY/*)
SUMBER : https://www.suaramerdeka.com/kesehatan/baca/835/mencegah-penyakit-menular-seksual-pada-remaja

Selasa, 18 Desember 2018

SEJAHTERA DENGAN KELUARGA BERENCANA "DUA ANAK CUKUP"


Kenali Beragam Alat Kontrasepsi, Beserta Kelebihan dan Kekurangannya







KOMPAS.com -  Memperingati hari kontrasepsi sedunia yang jatuh setiap tanggal 26 September, ada baiknya kita mengenal berbagai jenis alat kontrasepsi berikut kekurangan dan kelebihannya. Dilansir hellosehat.com, wanita yang aktif secara seksual, kehamilan pada tahun pertama dapat mencapai 90 persen jika tidak menggunakan KB alias alat kontrasepsi. Beberapa wanita menunda kehamilan untuk berbagai alasan, seperti pendidikan, karir, finansial dan lainnya. Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat dapat membantu wanita untuk menunda kehamilan. Kebanyakan metode kontrasepsi efektif, jika digunakan dengan tepat. Tapi tidak jarang terjadi kegagalan kontrasepsi yang disebabkan berbagai hal, termasuk salah pemakaian, penggunaan yang terlewat atau tidak teratur, atau karena metodenya yang kurang ampuh.